Pihaknya meyakini, penjemputan sekaligus penyambutan Prabowo Subianto itu menggambarkan dengan jelas ke mana Nana berpihak.
“Harusnya tidak seperti itu kalau semangat junjungan netralitas, tetapi publik saya kira sudah paham arahnya ke mana. Itu semacam sinyal, partai lain kalau komit dengan netralitas saya kira tidak seperti itu, apalagi itu ultah partai,” terangnya.
Terlebih, lanjut Wahid, posisi Nana Sudjana sebagai ‘nomor satu Jateng’ saat ini bisa di contoh oleh Bupati/Walikota di wilayah lainnya.
“Penjemputannya kan sebagai Pj Gubernur, artinya jadi panutan bagi pejabat lain di bawahnya, misalnya Bupati/Walikota nanti juga akan memberikan alasan yang sama, kalau nanti itu akan menjadi alibi atau alasan ya monggo (silakan),” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila