Scroll Untuk Baca Artikel
Pendidikan

Perangi Perundungan, Sekolah Diminta Aktif Libatkan Siswa

×

Perangi Perundungan, Sekolah Diminta Aktif Libatkan Siswa

Sebarkan artikel ini
SDN pakintelan semarang bullying
Slamet Hari Pambudi saat mengajar di SDN Pakintelan 01 Kota Semarang. (Dokumen Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tvPerundungan atau bullying masih menjadi masalah pendidikan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. Untuk mengatasinya, memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk keterlibatan siswa itu sendiri.

Slamet Hari Pambudi, guru di SDN Pakintelan 01 Semarang memandang, keterlibatan siswa merupakan salah langkah efektif dalam mencegah perundungan di lingkungan sekolah. Menurutnya, siswa yang aktif dalam kegiatan anti perundungan dapat mengetahui bahaya maupun efek dari perundungan sehingga tidak akan melakukannya ke orang lain.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Sebelumnya, Slamet berhasil mengembangkan sebuah aplikasi bernama Santun (Siswa Anti Perundungan) yang berisi berbagai konten kampanye anti perundungan yang bersifat menarik, menyenangkan, dan edukatif. Aplikasi tersebutlah yang kemudian membawa Slamet menyabet gelar Guru Inovatif tingkat Nasional.

“Ada beberapa program dari peserta didik, seperti peserta didik berkreasi membuat poster, membuat mind maping, membuat leaflet, hingga mengampanyekan ke peserta didik lain,” katanya kepada beritajateng.tv, beberapa waktu yang lalu.

BACA JUGA: Fokus Cegah Kekerasan Anak, Yayasan Anantaka Semarang Minta Sekolah Ramah Anak Jangan Hanya Branding

Berdasarkan penelitian dari UNICEF, 41 persen korban perundungan merupakan pelajar berusia 15 tahun, tiga perempat di antaranya bersaksi bahwa pelakunya merupakan teman sebaya.

Maka dari itu, Slamet menyadari bahwa pencegahan perundungan tidak bisa dilakukan secara sepihak. Melainkan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Mulai dari sekolah, keluarga, masyarakat, hingga kesadaran diri masing-masing siswa.

Tinggalkan Balasan