SEMARANG, 4/12 (BeritaJateng.tv) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, total volume tangkapan hasil laut yaitu cumi-cumi, teri, rajungan, ikan layur dan tengiri yang didapat nelayan di Kota Semarang memiliki nilai yang fantastis.
Di mana pada 2019 total volume tangkapan lima komoditas tersebut mencapai 343 ton lebih, dengan nilai produksi Rp 5,8 miliar.
Jumlah volume tangkapan tersebut dari nelayan yang menggunakan kapal jenis Motor Tempel (MT) berukuran 5 sampai 10 Gross tonnage (GT), dengan lokasi bersandar di luar pelabuhan atau non pelabuhan.
Sementara pada 2020, total volume tangkapan lima komoditas laut tersebut di angka 277 ton lebih dengan nilai produksi Rp 6,3 miliar.
Pada 2021, total volume tangkapan lima komoditas laut itu meningkat mencapai 401 ton lebih. Namun nilai produksi justru turun mencapai Rp 4,5 miliar lebih.
Meski memiliki potensi yang luar biasa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, namun para nelayan di Kota Semarang masih bergantung pada cuaca dan musim tangkapan.
Pasalnya dua faktor tersebut membuat harga jual komoditas laut yang didapat nelayan menjadi tak menentu.
Seperti halnya yang dialami para nelayan di Tambakrejo Kecamatan Gayamsari Kota Semarang.
Di tengah cuaca yang tak menentu dan banyaknya hasil tangkapan, harga komoditas kerang anjlok 50 persen.
Menurut Ketua kelompok tiga nelayan Tambakrejo, Ahmad Aziz, beberapa jenis kerang mengalami penurunan harga sejak awal November lalu. Kerang hijau yang semula Rp 8 ribu kini hanya dihargai Rp 4 ribu perkilogramnya.
Tak hanya kerang hijau, kerang tahu juga mengalami penurunan harga yang awalnya Rp 12 ribu, kini Rp 6 ribu perkilogram.
“Pasokannya banyak karena sedang musim tangkap kerang, jadi harganya turun jauh,” tuturnya, Minggu (4/12/2022).
Dikatakannya, banyak nelayan yang membudidayakan kerang hijau melakukan panen. Kerang tahu juga masih musim tangkap kerena kerang tersebut terbawa ombak ke pantai.
Habitat kerang tahu di pasir, ombak besar membuat nelayan lebih mudah mencari kerang tahun.
“Kalau malam ada gelombang besar, paginya nelayan mancari kerang. Hal itu juga sebaliknya, kalau gelombang besar saat pagi, mencari kerang pada malam hari,” terangnya.