Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Singgah di Semarang, Pasar Wiguna Gandeng 15 Produk Artisan Lokal, Padukan Belanja, Budaya dan Keasrian Alam

×

Singgah di Semarang, Pasar Wiguna Gandeng 15 Produk Artisan Lokal, Padukan Belanja, Budaya dan Keasrian Alam

Sebarkan artikel ini
Pasar Wiguna Semarang
Para pengunjung memadati event Pasar Wiguna di halaman SMAN 1 Semarang, Minggu, 21 April 2024. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Gelaran Pasar Wiguna untuk pertama kalinya singgah di Kota Semarang pada Minggu, 21 April 2024. Bertempat di halaman SMAN 1 Semarang, tak kurang 15 produk artisan lokal, mulai dari kuliner, kerajinan, hingga spritual experience membuka stan di acara tersebut.

Pasar Wiguna sendiri adalah gelaran yang rutin di Yogyakarta bersama Ambarrukmo Group sejak April 2021 silam. Mengusung konsep eco culture, konsep acara ini terbilang unik.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

BACA JUGA: Intip Serunya SMAN 14 Semarang Belajar Sejarah dengan Lebih Menyenangkan

Para pengunjung terlihat duduk santai beralaskan tikar di bawah pohon rindang. Tak sedikit pula pengunjung yang mengenakan kostum adat seperti kain jarik dan kebaya.

Tenant yang hadir pun bukan sembarangan. Co-Founder Pasar Wiguna, Gilang Ramadhan menjelaskan, tenant atau yang mereka sebut dengan Kerabat Karya dipikih menggunakan kriteria tersendiri.

“Kita sistemnya memang tertutup. Jadi Kerabat Karya disini penunjukkan langsung, berdasarkan survei kami dan nilai-nilai yang kami pegang,” katanya kepada beritajateng.tv usai kegiatan.

Gram sapaan akrabnya menjelaskan, Pasar Wiguna memiliki 3 nilai esensial sebagai wadah kreativitas para Kerabat Karya. Yang pertama, less waste atau meminimalisir penggunaan sampah.

BACA JUGA: Jangan Asal Belajar, Ini Tips Menekuni Pasar Modal bagi Gen Z

Yang kedua, local atau mendatangkan Kerabat Karya yang bangga dengan hasil karya mereka sendiri. Dan yang ketiga adalah wellness.

“Bisa dilihat banyak teman-teman yang gelar tikar, mencari taman, kami ingin teman-teman tidak hanya berkumpul di mal atau tempat tertutup tapi kembali ke alam. Kembali ke alam dengan cara yang lebih inklusif,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan