Scroll Untuk Baca Artikel
Pendidikan

Viral Aditya Duel dengan Ken Ditonton Ayahnya, Psikolog: Remaja Cenderung Belum Cukup Matang Kendalikan Emosi

×

Viral Aditya Duel dengan Ken Ditonton Ayahnya, Psikolog: Remaja Cenderung Belum Cukup Matang Kendalikan Emosi

Sebarkan artikel ini
aditya hasibuan
Aditya Hasibuan dan Ken Admiral ternyata didapati sengaja berduel, AKBP Achiruddin pun menengahi hingga berakhir damai. (Foto: Tangkapan layar video abek @gataudehserahlo/Twitter)

SEMARANG, beritajateng.tv – Setelah ramai penganiayaan Aditya Hasibuan dengan Ken Admiral, kini beredar informasi yang menyebut bahwa Ken bukan melakukan tindakan aniaya pada Aditya. Informasi terbaru menyebutkan mereka duel satu lawan satu. Pertengkaran keduanya karena masalah asmara. Ironisnya, ayah Aditya, AKBP Achiruddin juga menonton peristiwa tersebut.

Menanggapi isu tersebut, Psikolog Klinis Diyah Puspitaningrum angkat bicara. Ia menyebut perilaku kekerasan antar teman sebaya pada usia remaja pada dasarnya terjadi karena adanya ketidakmampuan remaja mengelola emosi dan konflik secara sehat. Hal tersebut bisa karena berbagai faktor.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

BACA JUGA: Ken Admiral dan Aditya Hasibuan Ternyata Sengaja Duel, AKBP Achiruddin Menengahi Hingga Berakhir Damai

Ia menambahkan, mungkin penyebabnya tidak sekedar satu alasan. Namun ada hal-hal yang memunculkan perilaku marah tersebut muncul. Hanya yang membedakan adalah bagaimana kontrol emosi ini bergantung pada hasil belajar dari proses pengasuhan anak, pertemanan, dan lingkungan.

“Dengan begitu, dengan penyebab yang sama bisa memunculkan reaksi yang berbeda-beda,” jelasnya kepada beritajateng.tv, Jumat 28 April 2023.

Sebagai psikolog klinis, ia lebih menyoroti ‘what happen inside the brain’ atau apa yang terjadi di dalam otak anak remaja pada saat muncul perilaku tertentu. Hal tersebut karena dalam ilmu psikologi, respon manusia dikontrol sepenuhnya melalui kinerja otak.

BACA JUGA: Ken Admiral Dianiaya Putra AKBP Achiruddin, Selebgram Dinda Safay 3 Bulan Tak Berhenti Tangisi Sang Adik

Ia menjelaskan, anak remaja memang lebih mudah terpancing dalam pengelolaan emosi. Ia mengambil contoh peristiwa tawuran, pengeroyokan, dan perkelahian yang sering kali terjadi pada anak usia remaja. Hal tersebut karena area otak depan remaja (Pre Frontal Cortex) belum cukup matang. Selain itu, hormon pada usia remaja juga ikut andil terhadap perkembangan otak.

“Pada usia remaja, Pre Frontal Cortex atau area otak depannya belum matang. Ketika belum cukup matang, dia tidak bisa memikirkan sebab akibat dan risiko jangka panjang, sehingga menyebabkan banyak munculnya agresivitas emosi,” katanya.

Perilaku Agresif Aditya Hasibuan Bisa Datang dari Lingkungan Terdekat

Selain itu, perilaku agresivitas juga bisa terpengaruh dari lingkungan terdekat, baik keluarga maupun teman sekitar. Ia mengambil teori dari ilmu sosiologi, teori differential association. Perilaku negatif bisa menetap pada individu dalam jangka waktu yang lama.

“Kenapa anak bisa melakukan tindakan kekerasan, ya itu adalah perilaku-perilaku dari lingkungan terdekatnya. Ketika lingkungan terdekatnya kurang bisa memberikan pengaruh yang positif,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan