Selain terkenal sebagai Terowongan Juliana, lokasi ini juga sering disebut Terowongan Bengkok karena jalur di dalamnya memiliki tikungan yang khas.
Memiliki satu ceruk
Mulut terowongan terletak di arah timur laut dan barat daya. Dimensinya adalah 830 sentimeter panjangnya, dengan lebar 400 meter dan tinggi 480 meter.
Di dalam terowongan terdapat sebuah ceruk yang akan terlihat di sisi kanan saat kereta datang dari arah timur, begitu juga sebaliknya. Ceruk di dalam terowongan memiliki bentuk segiempat dan terbuat dari batu kali serta kapur yang diplester, kemudian dicat dengan warna putih.
BACA JUGA: Hadir Tanpa Dialog, Berikut 3 Fakta Menarik Tentang Film Horor Berjudul Siksa Kubur
Ceruk tersebut memiliki lebar 200 sentimeter, tinggi 194 sentimeter, dan kedalaman 119 sentimeter. Fungsinya sebagai tempat berlindung bagi petugas KAI dari kereta yang melewati terowongan, saat mereka melakukan pengecekan.
Menjadi cagar budaya bersejarah
Terowongan Juliana sebelumnya beroperasi hingga tanggal 1 Februari 1982, namun kemudian akhirnya tutup. Pada tahun 1997, jalur ini mengalami perbaikan dan aktif kembali.
Namun, setelah krisis melanda seluruh Benua Asia saat itu, terowongan ini akhirnya tutup kembali. Saat ini, terowongan dengan panjang 147,7 meter ini tercatat sebagai cagar budaya bersejarah yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 11/201.
Itulah beberapa fakta menarik mengentai terowongan Juliana yang kini menjadi latar film Siksa Kubur. (*)