Scroll Untuk Baca Artikel
Feature

Pancing Minat Generasi Muda, Mozes Sajikan Konten Sejarah Secara Lebih Ringan via Medsos

×

Pancing Minat Generasi Muda, Mozes Sajikan Konten Sejarah Secara Lebih Ringan via Medsos

Sebarkan artikel ini
Mozes Sejarah
Pemerhati sejarah, Mozes Christian Budiono, saat menjadi pembicara. (Foto: Dok. Pribadi)

“Zaman itu cuma fokus perang-perang aja. Bahwa Belanda jahat, Jepang jahat, gitu aja itu awal mulanya tertarik, ingin mendalami biar semua orang juga mengetahui sejarah daerahnya sendiri,” imbuhnya.

Mozes cari materi sejarah hingga website Belanda, Jepang, dan Inggris

Selama menyajikan konten sejarah, Mozes tentu tak jarang mendapat sejumlah hambatan. Misalnya, literatur bacaan yang pastinya tidak bisa berpatokan pada satu sumber saja.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Apalagi, Indonesia belum cukup rapi dan serius dalam menata arsip-arsip lamanya. Mozes malah lebih sering mencari sumber dari website Belanda, Jepang dan Inggris.

“Kalau kesulitan lebih ke males karena kadang arsip-arsip itu nggak cuma 1 halaman, bisa 2-3 halaman. Apalagi kalau arsip modelan scan-scan-an aku agak kesulitan harus mengetik satu-satu untuk translate bahasa Belandanya,” tuturnya.

BACA JUGA: Menilik Kisah Masjid Kyai Sholeh Darat, Tempat Ulama dan Pahlawan Nasional Belajar Mengaji

Melalui konten-konten sejarahnya, Mozes ingin menunjukkan jika peristiwa yang terjadi pada tahun 1942 hingga 1950 bukanlah sekadar hitam dan putih. Banyak kisah-kisah yang tak terungkap.

Misalnya sosok Douwes Dekker dan Johannes Van Der Steur yang memiliki kepedulian terhadap rakyat Indonesia meskipun berwarganegaraan Belanda.

“Kalau aku prinsipnya, jangan mewariskan dendam biar persepsi generasi ke bawah itu enggak punya rasa dendam ke Belanda, toh kita sudah tidak berperang,” tandasnya. (*)

Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi

Tinggalkan Balasan