Scroll Untuk Baca Artikel
Pendidikan

Kisah Martin Sitepu, Kepala Sekolah Semarang yang Lulus S2 dari Jualan Telur Asin

×

Kisah Martin Sitepu, Kepala Sekolah Semarang yang Lulus S2 dari Jualan Telur Asin

Sebarkan artikel ini
martin sitepu // kepala sekolah lulus s2
Martin Sitepu, Kepala SD Mataram Semarang sesaat setelah menyelesaikan sidang tesisnya beberapa waktu yang lalu. (Dokumentasi pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Martin Sitepu merupakan Kepala Sekolah di SD Mataram Semarang. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan S2 di program studi Manajemen Pendidikan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

Namun, di balik semangat dan keberhasilannya dalam mendidik dan mengayomi siswanya, ada kisah unik yang Martin lalui. Siapa sangka, kepala sekolah di Semarang itu berhasil meraih gelar magister dengan berjualan telur asin.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Selain guru dan kepala sekolah di SD Mataram Semarang, saya punya usaha sampingan di rumah yang saya kerjakan sepulang sekolah dan weekend yaitu berjualan telur asin. Saya punya komitmen bahwa keuntungan produksi telur asin itu saya alokasikan sepenuhnya untuk kuliah S2,” ungkapnya kepada beritajateng.tv, Senin, 15 Januari 2024.

Setiap hari, Martin bersama sang istri memproduksi sendiri telur asin di teras rumahnya. Setelah mendapatkan pesanan, Martin kemudian membawa telur asin produksinya ke sekolah lebih dulu sebelum nantinya ia kirim ke pembeli sepulang jam kerja.

Pembelinya terkadang dari sesama guru di Sekolah Mataram Semarang. Terkadang juga dari sekolah lain. Sebagai seorang kepala sekolah, Martin mengaku tidak merasa canggung atau tidak malu ketika harus berjualan telur asin.

BACA JUGA: Iseng-iseng Ternyata Cuan! Ini Kisah Manda Rintis Bisnis Katering Hingga Raup Omzet Ratusan Juta

Yang terpenting baginya adalah, pekerjaan ini tidak menganggu rutinitasnya sebagai pendidik. Bahkan bisa dibilang, dari telur asin ini lah Martin bisa menggapai pendidikan tinggi.

“Kalau bagi saya, pekerjaan itu tidak ada pembeda, bahwa pekerjaan ini harus dikerjakan seperti ini, harus dikerjakan seperti itu, saya kira apapun pekerjaan siap dilakukan selama tidak menganggu,” imbuhnya.

Kerja sampingan untuk biaya pendidikan

Martin sebenarnya tidak memiliki latar belakang sebagai pebisnis. Semuanya berawal saat berbelanja ke pasar, ia melihat ada salah satu pedagang telur asin yang ramai pembeli. Ia pun penasaran dengan hal tersebut

Tinggalkan Balasan